MAKALAH
MEKANISME KEGAGALAN PADA ISOLASI PADAT DAN
CAIR
Disusun oleh ;
Nama : ...........
NIM : .............
PRODI S1 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEMARANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga penulisan makalah “Mekanisme Kegagalan
Padat Cair dan Gas” ini dapat
diselesaikan.
Makalah
ini disusun atas dasar deskripsi matakuliah MATERIAL TEKNIK LISTRIK
di jurusan Teknik Elektro
Universitas Semarang dan dengan maksud agar perkuliahan matakuliah
tersebut dapat berlangsung lebih efektif dan efisien. Disamping itu,Makalah ini
diharapkan dapat melengkapi pilihan pustaka mahasiswa dalam memahami “Mekanisme
Kegagalan Padat Cair dan Gas” ini dapat
diselesaikan.
Isi makalah ini dirancang untuk kuliah satu
semester dengan tiga sampai empat kredit pada semester kedua tahun ketiga.
Dengan demikian mahasiswa diharapkan sudah menempuh matakuliah prasyaratnya,
yaitu MATERIAL TEKNIK LISTRIK.
Diucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah Mekanisme
Kegagalan Padat Cair dan Gas” ini dapat
diselesaikan.
aikan. Saran dan kritik membangun dari para
pembaca sangat diharapkan demi lebih sempurnanya makalah ini.
Semoga
makalah ini berguna. Amin.
Semarang,16april
2015
PENYUSUN
..........................
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
....................................... 1
KATA
PENGANTAR
.................................. 2
DAFTAR
ISI
............................ 3
BAB
I PENDAHULUAN ............................... 4
A. Latar Belakang
.................................... 4
B. Rumusan Masalah
.......................................... 5
C. Tujuan
............................... 5
D. Manfaat
...................................... 5
BAB
II Pembahasan
.................................. 5
A. Pengertian Ikatan kimia...................................... 6
B. Jenis ikatan kristal
..................................... 8
C. Beberapa Kristal dan
klasifikasi ikatannya............... 12
BAB
III Penutup
............................ 13
A. Kesimpulan
..............................
13
B. Kritik & Saran
............................... 13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menerima
begitu saja dunia sekitar kita beserta perubahan-perubahan yang terjadi di
dalamnya tanpa mempertanyakan misalnya, apa itu air, apa itu bensin, mengapa
bensin bias terbakar sedangkan air tidak? Apakah arti tarbakar? Mengapa besi
dapat berkarat sedangkan emas tidak? Apa itu karet dan bagaimana membuat karet
tiruan?
Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah sebagian dari
masalah yang dibahas dalam dalam ilmu kimia. Oleh karena itu, ilmu kimia dapat
di definisikan sebagai ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang materi, seperti hakekat, susunan, sifat-sifat, perubahan serta energi
yang menyertai perubahannya.
Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui
ikatan kimia sehingga dapat membentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun
senyawa ion. Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang
terjadi antara ion positif [atom yang melepaskan elektron] dan ion negative
[atom yang menangkap elektron]. Akibatnya, senyawa ion yang terbentuk bersifat
polar.
Dalam setiap senyawa, atom-atom terjalin secara
terpadu oleh suatu bentuk ikatan antaratom yang deiebut ikatan kimia. Seorang
ahli kimia dari Amerika serikat, yaitu Gilbert Newton Lewis ( 1875- 1946) dan
Albrecht Kosel dari Jerman ( 1853- 1972) menerangkan tentang konsep ikatan
kimia.
- Unsur- unsur gas mulia ( golongan VIIA) sukar
membentuk senyawa karena konfigurasi electronnya memeliki susunan electron yang
Stabil.
- Setiap unsur berusaha memeliki
konfigurasi electron seperti yang di meliki oleh unsure gas mulia, yaitu dengan
cara melepaskan electron atau menangkap electron.
- Jika suatu unsure melepaskan electron,
artinya unsure itu electron pada unsure lain. Sebaliknya, jika unsure itu
menangkap elektron, artinya menerima elektron dari unsure lain. Jadi susunan
yang stabil tercapai jika berikatan dengan atom unsure lain.
- Kecenderungan atom- atom unsure untuk memiliki
delapan elektron di kulit terluar di sebut kaida octet
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan keseluruhan kajian teoritis dan hasil
Studi yang kami ( kelompok III )rangkup pada uraian latar belakang di atas,
maka permasalahan yang kami angkat adalah apakah kita biasa menerima begitu
saja perubahan-perubahan yang terjadi tanpa mempertanyakannya?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam mengadakan
tugas makalah ini adalah :
- Agar mengetahui perubahan yang
terjadi di sekitar kita
- Untuk lebih memahami Ilmu Kimia secara umum
- Lebih menyadari pentingnya pendidikan,melati
kami dalam pembuatan-pembuatan makala secara kelompok, sehingga menjadi bekal
bagi masa yang akan dating.
D.Manfaat
Semua mahasiswa elektro dapat memahami dan dapat menjelaskan jenis jenis
ikatan atomik pada suatu kristal dan dapat membandingkan antar ikatan-ikatan
atomik pada kristal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ikatan Kimia
Antara dua atom atau
lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu
disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam
molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia
terbentuk karena unsure-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil.
Struktur elektron stbil yaitu struktur elektron gas mulia ( Golongan VIII A )
Seperti dalam tabel 3.1 berikut.
Unsur
|
No
Atom
|
K
|
L
|
N
|
M
|
O
|
P
|
He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn
|
2
10
18
36
54
86
|
2
2
2
2
2
2
|
8
8
8
8
8
|
8
18
18
18
|
8
18
32
|
8
18
|
8
|
Walter
Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan.
Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan,
akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan kedua elektron kedua atom
tersebut sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan atom-atom untuk memiliki
struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar
disebut kaidah oktet
Contoh:
Br + Br Br Br Atau Br - Br
Sementara itu,atom-atom yang mempunyai nomor atom
kecil dari hydrogen sampai dengan boron cenderung memiliki konvegurasi elektron
gas helium atau mengikuti kaidah Duplet.
Elektron yang berperan dalam reaksi
kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi. Elektron valensi
menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan dengan atom lain. Contoh elektron
valensi dari beberapa unsur dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.2 Elektron Valensi Beberapa Unsur
Unsur
|
Susunan
elektron
|
Elektron
valensi
|
6C
8O
12Mg
13Al
15P
17Cl
|
2.
4
2.6
2.8.2
2.8.3
2.8.5
2.8.7
|
4
6
2
3
5
7
|
Unsnr – unsnr dari golongan alkali dan alkali tanah ,
untuk menyapai kestabilan cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga
membentuk ion positif . unsnr – unsnr yang mempunyai kecendrungan membentuk ion
positif termasuk unsur elektro positif . unsnr – unsur dari golongan halogen
dan khalkhogen mempunyai kecendrungan menangkap elektron untuk
mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negative. Unsur - unsur
yang demikian termasuk unsurelektronnegative .
Silahkan klik disini untuk melihat lanjutanya artikel ini
Silahkan klik disini untuk melihat lanjutanya artikel ini
Belum ada tanggapan untuk "artikel"
Post a Comment