MAKALAH
EKONOMI MANAJERIAL
ANALISA
DAN PERAMALAN BIAYA PRODUKSI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Manajerial
1.
Wulan Suryani 213-13-114
2.
Herlina Dwi C 213-13-118
3.
Dewi Novitasari 213-13-123
4.
Kalivatunisa 213-13-124
JURUSAN PERBANKAN
SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan hikmatnya
tanpa henti kepada kita semua sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan
makalah ini ditujukan untuk pemenuhan tugas matakuliah Ekonomi Manajerial,
penulis membawakan isi makalah dengan judul ANALISIS DAN PERAMALAN BIAYA.
Penulis
juga berharap jika makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya baik
sebagai bahan referensi dalam mengetahui bagaimana cara menaksirkan dan
meramalkan biaya dengan baik menurut metode pilihan para penulis.
Jikalau ada kesalahan dalam penyajian
isi dari makalah kami, kami menerima segala bentuk kritik dan saran agar juga
membantu kami dalam pembuatan makalah selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN
MASALAH
C. TUJUAN
PENULISAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Biaya
Tujuan dari
suatu perusahaan secara umum adalah memaksimalkan laba dari suatu proses
produksi. Laba perusahaan dapat diketahui dengan cara menghitung selisih
positif antara penerimaan total dengan biaya total.
Biaya memberikan
peranan penting dalam proses pengambilan keputusan manajerial. Dengan demikian
biaya dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang digunakan dalam proses
produksi suatu barang atau jasa.
B. Konsep
Biaya
a. Biaya
Langsung dan Biaya Tidak Langsung
Biaya
langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk setiap unit output
yangdihasilkan. Yang termasuk biaya langsung adalah biaya untuk membeli bahan
baku dan biaya tenaga kerja yang langsung menangani produksi.
Biaya tidak
langsung adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak dapat dihitung untuk setiap
unit produk yang dihasilkan karena adanya unsur-unsur biaya penggunaan
fasilitas bersama. Biaya tidaklangsung ini disebut pula overhead cost.
b. Biaya
Eksplisit dan Biaya Implisit
Biaya eksplisit
adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan, misalnya pengeluaran
untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk membayar tenaga kerja langsung
yang berkaitan dengan produksi dan sebagainya.
Biaya implisit
adalah mulai dari input yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam produksi,
tetapi tidak sebagai pengeluaran nyata yang dikeluarkan perusahaan.
c. Biaya
Kesempatan dan Biaya Historis
Biaya
kesempata (opportunity cost) adalah
nilai dari sumber-sumber ekonomi dalam penggunaan alternative yang paling baik.
Sumber-sumber ekonomi yang termasuk faktor produksi, misalnya bahan baku kayu
dan tenaga kerja, dapat digunakan secara alternative. Nilai kesempatan yang
hilang merupakan biaya kesempatan. Biaya kesempatan tercermin dari harga faktor
produksi tersebut di pasar.
Biaya
historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu membeli faktor
produksi (input). Jika inputitu
disimpan dan baru digunakan kemudian hari dalam proses produksi, maka biaya
historis adalah sama denga waktu faktor produksi tersebut dibeli.
Hal itu berbeda dengan biaya
kesempatan, di mana biaya kesempatan diperhitungkan pada waktu input digunakan
dalam proses produksi. Sebagai contoh, pada saat membeli satu kantong semen
seharga Rp.25.000. Semen tersebut digunakan satu bulan kemudian, di mana pada
waktu itu harganya Rp.30.000. Menurut konsep biaya historis, biaya
diperhitungkan pada saat semen dibeli yaitu Rp.25.000. Namun menurut konsep
biaya kesempatan. Biaya diperhitungkan pada saat semen digunakan yaitu
Rp.30.000.
d. Biaya
Incremental
Biaya incremental adalah
biaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan yang telah dibuat. Biaya
incremental diukur dengan melihat adanya perubahan biaya total. Dengan demikian
biaya incremental bisa berupa biaya tetap atau biaya variabel, atau keduanya.
e. Biaya
Relevan
Biaya
relevan adalah biaya yang akan dibebankan biala suatu keputusan telah
dilakukan. Dengan demikian biaya relevan adalah incremental cost.
f. Biaya
Variabel dan Biaya Tetap
Biaya variabel adalah
biay yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan
baku, semakin banya produk yang dihasilkan maka semakin banyak pula bahan baku
yang digunakan sehingga biaya yang dikeluarkan juga semakin besar.
Biaya tetap
adalah biay yang tidak tergantung banyak sedikitnya produk yang dihasilkan.
Misalnya biaya penyusutan mesin. Biaya penyusutan ini tidak tergantung apakah
mesin digunakan pada kapasitas penuh, setengah kapasitas, atau bahkan tidak
digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan sebesar penyusutan yang ditetapkan per
tahunnya.
C. Analisis
Biaya
a. Analisis
Jangka Pendek
Analisis
jangka pendek adalah analisis biaya dengan membedakan biaya tetap (FC = Fixed Cost) dan biaya variabel (VC = Variabel Cost). Dalam analisis jangka
panjang, perbedaan tersebut tidak ada. Semua biaya merupakan biaya variabel.
Baik gedung maupun mesin dapatberubah jumlahnya sehingga biaya yang ditimbulkan
merupakan biaya variabel.
Dalam
analisis jangka pendek, konsep-konsep biaya yang dihunakan adalah :
1.
Biaya tetap (fixed cost), biaya yang tidak tergantung
banayk sedikitnya produk yang dihasilkan.
2.
Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang
tergantung banyak sedikitnya produk yang dihasilkan.
3.
Biaya total
adalah biaya tetap ditambah biaya variabel (TC = FC+VC).
4.
Biaya rata-rata
(AC) adalah biaya total dibagi produk yang dihasilkan AC= TC/Q
5.
Biaya marginal
adalah tambahan terhadap biaya total sebagai akibat ditambahnya satu unit
produk yang dihasilkan.
Table
1.1 Biaya jangka pendek dan biaya rata-rata per unit
Q
(1)
|
FC
(2)
|
VC
(3)
|
TC
(4)
|
AFC
(5)
|
AVC
(6)
|
AC
(7)
|
MC
(8)
|
0
1
2
3
4
5
|
60
60
60
60
60
60
|
0
20
30
45
80
135
|
60
80
90
105
140
195
|
-
60
30
20
15
12
|
-
20
15
15
20
27
|
-
80
45
35
35
39
|
-
20
10
15
35
55
|
Keterangan Tabel 1.1 :
1)
Kolom (1)
menunjukkan output (produksi) yang dihasilkan (Q).
2)
Kolom (2)
menunjukkan biaya tetap (fixed cost).
Dalam analisis jangka pendek tidak berubah. Berapapun yang dihasilkan FC = 60.
3)
Kolom (3)
menunjukkan biaya variabel (variable cost).
Besarnya VC tergantung output. Semakin tinggi output, maka semakin tinggi pula
VC.
4)
Kolom (4)
menunjukkan biaya total (total cost)
yang merupakan hasil penjumlahan FC dan VC. TC = FC+VC.
5)
Kolom (5)
menunjukkan biaya tetap rata-rata (average
fixed cost). Semakinbesar output maka AFC semakin menurun. AFC = FC/Q.
6)
Kolom (6) menunjukkan
biaya variabel rata-rata (average
variable cost). AVC = VC/Q.
7)
Kolom (7)
menunjukkan biaya rata-rata (average cost).
AC = TC/Q.
8) Kolom (8) menunjukkan
biaya marginal (marginal cost). Tambahan
TC sebagai akibat ditambahnya Q sebesar satu unit. MC =
. Kalau
= 1 unit, MC =
atau MC = d(TC)/dQ.
Keterangan Gambar 1.1 :
1.
Biaya tetap
(FC), biaya yang tidak dipengaruhi output yang dihasilkan.
2.
Biaya variabel
(VC) adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh output yang dihasilkan.
3.
Hubungan antara
biaya marginal (MC) dengn biaya rata-rata (AC).
·
Biaya total (TC)
adalah biaya tetap ditambah biaya variabel. TC = FC+VC.
·
Biaya rata-rata
(AC) adalah biaya total dibagi produk yang dihasilkan AC = TC/Q.
·
Biaya marginal
adalah tambahan terhadap biaya total sebagai akibat ditambahnya satu unit
produk yang dihasilkan.
·
Q1
adalah output dimana MC paling rendah. Q1 pada titik A, yaitu waktu
kemiringan kurva TC = 0 (garis singgung sejajar dengan sumbu datar).
·
Pada Q2,
AC mencapai titik terendah. Untuk menentukan Q2 dibuat garis
singgung yang menyinggung TC dan melalui titik 0.
·
MC berpotongan
dengan AC di titik D, di mana pada titik D itu AC terendah.
Terdapat tiga metode penaksiran fungsi biaya jangka pendek, antara lain:
Ø Metode ektrapolasi sederhana
Ektrapolasi berarti menghubungkan nilai-nilai denngan
titik-titik diluar kisaran yang ditunjukkan oleh data dasar yang kita miliki,
dengan cara memproyeksikannya berdasarkan pola hubungan yang tampak dalam data
dasar tersebut.
Metoda penaksiran biaya yang paling sederhana adalah
dengan cara mengekstrapolasikan tingkat biaya marginal atau biaya variabel
rata-rata saat ini (kebelakang atau kedepan) pada tingkat-tingkat output
lainnya. Perusahaan sering menganggap bahwa biaya marginal atau biaya variabel
rata-rata mereka adalah konstan, oleh karena itu, tidak ada keadaan increasing
returns atau diminishing returns dalam proses produksi jangka pendek. Jika
keadaan efisiensi yang konstan ini benar-benar terjadi di dalam proses
produksi, maka metode ekstrapolasi sederhana ini merupakan metode yang cukup
tepat untuk menaksir biaya. Tetapi jika biaya marginal kenyataannya meningkat
dengan adanya tambahan unit output, maka metoda tersebut akan menghasilkan keputusan yang keliru (salah).
Ekstrapolasi sederhana merupakan metode untuk menentukan fungsi biaya dengan cara mengekstrapolasi tingkat biaya marginal atau biaya variabel rata-rata saat ini (ke belakang atau ke depan) pada tingkat-tingkat output lainnya (Arsyad,
2011).
Ø Analisis Gradien
Gradien kurva TC diartikan sebagai tingkat perubahan
TC pada interval output tertentu. Gradien berarti slope dan gradient dari TC
ini dapat dihitung dengan cara membagi perubahan TC dengan perubahan tingkat
output, seperti tampak dalam persamaan berikut ini :
Gradien = △TC
△Q
Gradien TC atau TVC tidak sama persis dengan MC,
karena MC menunjukkan perubahan TC yang hanya diakibatkan oleh perubahan satu
unit output. Padahal dalam praktek, output cenderung berubah dengan loncatan
yang tidak teratur sehingga kita harus menghitung gradient tersebut dengan
interval – interval yang lebih besar dari satu unit. Gradien ini menghasilkan
penaksir MC pada suatu kisaran tingkat output tertentu.
Contoh
Diketahui:
Minggu
|
Jumlah output
|
Biaya variabel total
|
Minggu 1
|
8.000
|
40.000.000
|
Minggu 2
|
10.000
|
60.000.000
|
Hitung: biaya marginal
Pembahasan Gradien=
Gradien = △TC
△Q
= 60.000.000
– 40.000.000
10.000-8.000
= 10.000
Berdasarkan pada perhitungan di atas dapat diketahui pada interval ouput 8.000 unit sampai 10.000 unit, biaya marginalnya sebesar 10.000.
Ø Analisis regresi dengan data runtut-waktu (time-series)
Jika kita memiliki jumlah observasi data biaya –
output yang lebih banyak, maka kita dapat menggunakan analisis regresi unutk
menaksir hubungan antara biaya dengan suatu tingkat output tertentu. Jika kita
ingin menaksir fungsi biaya dari suatu perusahaan tertentu, maka kita harus
menggunakan data runtut waktu dari perusahaan yang bersangkutan.
Data biaya harus dideflasi dengan sebuah indeks yang
tepat dan unsur waktu harus dimasukkan sebagai variable bebas dalam persamaan
regresi yang kita estimasi. Dengan demikian setiap trend dari harga relatif
atau produktivitas akan dapat dihitung berdasarkan koefisien regresi dari
variable waktu tersebut.
Dengan menggambarkan data TVC dan output dalam sebuah
grafik, kita akan tahu bahwa satu dari tiga bentuk fungsional diatas merupakan
bentuk yang terbaik yang menunjukkan hubungan antara dua variable itu. Oleh
karena itu, dengan yakin kita meneruskan analisis regresi dengan menggunakan
bentuk fungsional yang kita pilih.
Jika secara visual tidak tampak adanya suatu bentuk
fungsional yang terbaik yang menunjukkan hubungan tersebut secara jelas, maka
kita perlu melakukan analisis regresi dengan bentuk fungsi linier dan
kemudian dengan satu atau beberapa bentuk fungsional lainnya untuk menemukan
persamaan regresi yang paling cocok dengan data dasar kita.
Untuk memperjelas konsep analisis
regresi dengan data runtut-waktu, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:
Contoh
Diketahui:
Minggu
|
Jumlah
output
(X)
|
Biaya variabel total
(Y)
|
Minggu 1
|
8.000
|
40.000
|
Minggu 2
|
10.000
|
50.000
|
Minggu 3
|
9.000
|
45.000
|
Minggu 4
|
7.700
|
30.000
|
Minggu 5
|
10.500
|
51.000
|
Minggu 6
|
9.800
|
49.000
|
Minggu 7
|
9.200
|
48.000
|
Minggu 8
|
8.400
|
45.000
|
Minggu 9
|
8.500
|
46.000
|
Minggu 10
|
9.400
|
49.000
|
Hitung: fungsi biaya produksi
Pembahasan:
Jumlah
output (X)
|
Biaya variabel total
(Y)
|
XY
|
X2
|
Y2
|
8.000
|
40.000
|
320.000.000
|
64.000.000
|
1.600.000.000
|
10.000
|
50.000
|
500.000.000
|
100.000.000
|
2.500.000.000
|
9.000
|
45.000
|
405.000.000
|
81.000.000
|
2.025.000.000
|
7.700
|
30.000
|
231.000.000
|
59.290.000
|
900.000.000
|
10.500
|
51.000
|
535.500.000
|
110.250.000
|
2.601.000.000
|
9.800
|
49.000
|
480.200.000
|
96.040.000
|
2.401.000.000
|
9.200
|
48.000
|
441.600.000
|
84.640.000
|
2.304.000.000
|
8.400
|
45.000
|
378.000.000
|
70.560.000
|
2.025.000.000
|
8.500
|
46.000
|
391.000.000
|
72.250.000
|
2.116.000.000
|
9.400
|
49.000
|
460.600.000
|
88.360.000
|
2.401.000.000
|
∑X
|
∑Y
|
∑XY
|
∑X²
|
∑Y²
|
90.500
|
453.000
|
4.142.900.000
|
826.390.000
|
20.873.000.000
|
a
= y-bx
n∑XY-∑X∑Y
|
n∑X² - (∑X)²
|
b
=
Berdasarkan pada perhitungan di
atas,
maka dapat diketahui fungsi permintaannya adalah Y = -7.841,6 + 5,872 X atau Biaya = -7.841,6 + 5,872Q
a.
Analisa Jangka Panjang
Penaksiran biaya jangka
panjang
pada
dasarnya
sama
dengan
penaksiran biaya jangka pendek, tetapi yang membedakan adalah jumlah perusahaan. Untuk menganalisis fungsi produksi pada beberapa perusahaan yang berbeda, dapat digunakan penaksiran biaya
jangka
panjang. Berdasarkan pada kondisi
tersebut,
penaksiran biaya jangka panjang menggunakan data seksi silang.
Karena penaksiran biaya jangka panjang merupakan usaha
untuk menemukan ukuran pabrik yang berbeda-beda pada titik waktu tertentu
(dengan asumsi teknologi dan harga faktor produksi tetap), oleh karena itu, kita perlu mengumpulkan
pasangan-pasangan observasi data yang menghubungkan tingkat output dengan biaya
total untuk mendapatkan tingkat output itu untuk setiap pabrik, pada satu
periode waktu tertentu. Berikut ini merupakan contoh untuk memperjelas konsep penaksiran biaya jangka panjang.
Contoh
Diketahui:
Data Biaya Pada Perusahaan PT Koi
Minggu
|
Jumlah
output
(X)
|
Biaya variabel total
(Y)
|
Minggu 1
|
8.000
|
40.000
|
Minggu 2
|
10.000
|
50.000
|
Minggu 3
|
9.000
|
45.000
|
Minggu 4
|
7.700
|
30.000
|
Minggu 5
|
10.500
|
51.000
|
Minggu 6
|
9.800
|
49.000
|
Minggu 7
|
9.200
|
48.000
|
Minggu 8
|
8.400
|
45.000
|
Minggu 9
|
8.500
|
46.000
|
Minggu 10
|
9.400
|
49.000
|
Data Biaya Pada Perusahaan PT Cupang
Minggu
|
Jumlah
output
(X)
|
Biaya variabel total
(Y)
|
Minggu 1
|
8.200
|
41.000
|
Minggu 2
|
10.500
|
50.000
|
Minggu 3
|
9.400
|
42.000
|
Minggu 4
|
7.100
|
35.000
|
Minggu 5
|
10.000
|
50.000
|
Minggu 6
|
9.300
|
48.300
|
Minggu 7
|
9.300
|
47.900
|
Minggu 8
|
8.600
|
46.000
|
Minggu 9
|
8.900
|
46.400
|
Minggu 10
|
8.100
|
47.000
|
Minggu
|
(X)
|
(Y)
|
XY
|
X2
|
Y2
|
Minggu 1
|
8.000
|
40.000
|
20.000.000
|
64.000.000
|
.600.000.000
|
Minggu 2
|
10.000
|
50.000
|
500.000.000
|
100.000.000
|
2.500.000.000
|
Minggu 3
|
9.000
|
45.000
|
405.000.000
|
81.000.000
|
2.025.000.000
|
Minggu 4
|
7.700
|
30.000
|
231.000.000
|
59.290.000
|
900.000.000
|
Minggu 5
|
10.500
|
51.000
|
535.500.000
|
110.250.000
|
2.601.000.000
|
Minggu 6
|
9.800
|
49.000
|
480.200.000
|
96.040.000
|
2.401.000.000
|
Minggu 7
|
9.200
|
48.000
|
441.600.000
|
84.640.000
|
2.304.000.000
|
Minggu 8
|
8.400
|
45.000
|
378.000.000
|
70.560.000
|
2.025.000.000
|
Minggu 9
|
8.500
|
46.000
|
391.000.000
|
72.250.000
|
2.116.000.000
|
Minggu 10
|
9.400
|
49.000
|
460.600.000
|
88.360.000
|
2.401.000.000
|
Minggu 1
|
8.200
|
41.000
|
336.200.000
|
67.240.000
|
1.681.000.000
|
Minggu 2
|
10.500
|
50.000
|
525.000.000
|
110.250.000
|
2.500.000.000
|
Minggu 3
|
9.400
|
42.000
|
394.800.000
|
88.360.000
|
1.764.000.000
|
Minggu 4
|
7.100
|
35.000
|
248.500.000
|
50.410.000
|
1.225.000.000
|
Minggu 5
|
10.000
|
50.000
|
500.000.000
|
100.000.000
|
2.500.000.000
|
Minggu 6
|
9.300
|
48.300
|
449.190.000
|
86.490.000
|
2.332.890.000
|
Minggu 7
|
9.300
|
47.900
|
445.470.000
|
86.490.000
|
2.294.410.000
|
Minggu 8
|
8.600
|
46.000
|
395.600.000
|
73.960.000
|
2.116.000.000
|
Minggu 9
|
8.900
|
46.400
|
412.960.000
|
79.210.000
|
2.152.960.000
|
Minggu 10
|
8.100
|
47.000
|
380.700.000
|
65.610.000
|
2.209.000.000
|
∑X
|
∑Y
|
∑XY
|
∑X2
|
∑Y2
|
|
179.900
|
906.600
|
8.231.320.000
|
1.634.410.000
|
41.648.260.000
|
Hitung: fungsi produksi
Pembahasan:
Data seksi silang perusahaan PT Koi dan PT Cupang
a
= y-bx
n∑XY-∑X∑Y
|
n∑X² - (∑X)²
|
b
=
Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka dapat diketahui fungsi permintaannya
adalah Y = 2.900,58 + 4,717 X atau P = 2.900,58 + 4,717 Q.
a.
Peramalan Biaya
Peramalan biaya diperlukan apabila keputusan-keputusan
yang akan kita ambil mencakup tingkat biaya untuk periode-periode yang akan datang, seperti misalnya
dalam keputusan mengikat kontrak, keputusan untuk membeli atau membuat sendiri, atau keputusan-keputusan lain yang mempunyai implikasi biaya bukan hanya pada periode sekarang (Arsyad, 2011). Terdapat faktor-faktor yang dapat menentukan peramalan biaya di masa mendatang (Arsyad, 2011), yaitu:
1. Perubahan produktivitas faktor produksi
Adanya perubahan produktivitas faktor produksi seperti peningkatan kapasitas mesin produksi, akan dapat dijadikan dasar untuk meramalkan biaya produksi perusahaan di masa yang akan datang.
2. Perubahan harga faktor (input) produksi
Adanya
perubahan harga faktor
(input) produksi seperti peningkatan harga mesin produksi yang baru, juga dapat dijadikan dasar untuk meramalkan biaya produksi perusahaan di masa yang akan datang.
Berikut ini merupakan contoh yang dapat memperjelas konsep peramalan biaya, yaitu sebagai berikut:
Contoh
Diketahui:
·
Fungsi biaya produksi pada interval minggu 1 sampai dengan minggu
10 adalah: -7.841,6 + 5,872Q
·
Produksi produk di minggu 11 diperkirakan sebesar 11.000 unit
Hitung: Biaya produksi di minggu 11
Pembahasan:
Biaya produksi = -7.841,6 + 5,872Q
= -7.841,6 + 5,872 (11.000)
= -7.841,6 + 64.592
= 56.750,4
Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka biaya produksi pada minggu ke 11 adalah diperkirakan sebesar 56.75
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Biaya memberikan peranan penting dalam proses
pengambilan keputusan manajerial. Dengan demikian biaya dapat didefinisikan
sebagai semua pengeluaran yang digunakan dalam proses produksi suatu barang
atau jasa.
Biaya
dapat terbagi menjadi beberapa macam, yaitu biaya langsung, biaya tidak
langsung, biaya eksplisit, biaya implisit, biaya kesempatan, biaya historis,
biaya incremental, biaya relevan, biaya variabel dan biaya tetap.
Dalam suatu perusahaan biaya yang digunakan
dalam proses produksi tidak dapat keluar sembarangan. Setiap biaya yang keluar
dapat mempengaruhi jumlah output suatu produksi. Analisis biaya produksi terbagi
menjadi dua yaitu analisis biaya jangka pendek dan analisis jangka panjang.
Selain
analisis biaya yang dikeluarkan, peramalan atas biaya juga sangat penting. Peramalan biaya diperlukan apabila keputusan-keputusan
yang akan kita ambil mencakup tingkat biaya untuk periode-periode yang akan datang. Terdapat faktor-faktor yang dapat menentukan peramalan biaya di masa mendatang,
yaitu Perubahan produktivitas faktor produksi dan Perubahan harga faktor (input) produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 2011. Ekonomi Manajerial. BPFE-YOGYAKARTA
Arsyad, Lincolin. 2014. Ekonomi Manajerial. BPFE-YOGYAKARTA
Henry dan Danang Sunyoto. 2011. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. CAPS
Suki
Sukirno, Sardono. 1995. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Raja Grafindo Persadasumber: contoh makalah artikel
Belum ada tanggapan untuk "ANALISA DAN PERAMALAN BIAYA PRODUKSI"
Post a Comment